Embun di atas Kecambah


Part Relife

Cerita ini berawal di pagi hari yang kala itu saya melihat awan yang dilangit berwarna biru kala itu saya sedang berkendara menuju kampus. Seperti ada yang aneh aja, entah kenapa langit berwarna biru terang polos tanpa ada awan. Pengalaman ini akan menjadi sebuah bukti bahwa diriku masih hidup dengan nilai UN SMA yang hancur. Bukan tanpa sebab karena dulu UN SMA saya hanya 30 dari 6 pelajaran, hmmm bisa dihitung dong rata-rata berapa dan mau tahu lagi apa yang terparah saya urutan ke dua di sekolah, iya dua dari bawah hahah (sial ga ada emoticon ketawa lagi). Ketika berkendara saya masih mengingat kejadian itu aja. Entah kenapa saya memilih jurusan yang padahal nilai terendah diantara 6 pelajaran lain. Matematika bagi yang lain mungkin seperti monster di sekolah yang siap memakan mental hahahahah. Bagi saya itu merupakan tantangan terbesar apa saya bisa melewati dengan sempurna di kampus atau tidak. Sambil mendengarkan musik, saya berkendara dengan kendaraan yang sebagian hasil tabungan walau second saya masih bisa membelinya sendiri. Musik yang saya putar adalah JKT48 - Himawari, Tau ga? Lagu itu juga saya masih putar saat mengetik ini. Lagu itu seperti membuat semangat aja, coba aja kalian dengerin. Ada sebuah petikan lirik yang membuat saya berfikir bahwa manusia itu bangkit atas dirinya sendiri, bukan motivasi orang lain gitu. Manusia yang bisa memotivasi dirinya sendiri tentu sangat hebat. 

Parkiran, parkiran motor di taman topi atau dibelakang Stasiun Bogor. Saya melewati jalan pedagang. Saya berfikir saya adalah orang yang beruntung memiliki kedua orang tua yang begitu hebat, tidak memarahi saya ketika mendapatkan nilai UN yang kecil gitu, Bapak saya berkata "Setiap anak memiliki kemauan untuk belajar, waktunya? Sampai ia merasa kurang pintar." perkataan itu sebenernya sederhana, memang Tujuan utama manusia adalah belajar untuk kemauan sendiri itu tergantung pada anaknya. Saya membeli koran untuk membaca di Kereta, saya membawa HP untuk mendengarkan musik untuk sosial media waktu itu jarang saya lihat. Saya lebih memilih mengamati orang yang berada di sekitar saya baik tingkah laku maupun hal yang lain. Mengobservasi itu menyenangkan seperti kamu bisa belajar dari orang lain dan memahami orang lain dari orang-orang lain. (lah buset ini bahasa udah susah aja). Seiring perjalanan 05.45 menandakan waktu kereta akan jalan pada jalur 2.. Hahah masih inget dong sampai saat ini. Itu kereta AC Panas yang ga bakal kalian temuin kalo kalian biasa naik kereta dari Stasiun Bogor ke Arah Jakarta jam 10 pagi. 

Kereta adalah tempat menuai ide-ide saya entah itu PR atau belajar. Biasanya saya belajar di Kereta dan mengerjakan PR itu sebisa mungkin dikampus. Jadi, pas dirumah saya tinggal tidur aja. Hal itu masih saya lakukan sebenernya hingga sekarang. Perjalanan dari rumah ke kampus adalah 2,5 jam, jika bolak balik akan menghabiskan waktu 5 jam. beuh tua dijalan sama kaya kuliah cuman beda 1 jam doang. Iya, maka dari itu saya belajarnya dikereta dan bahkan kadang-kadang diangkot. Aneh yak? 

Akhirnya, Saya turun di Stasiun Tanjung Barat. Pikiran awal saya kenapa memilih UNINDRA adalah PGRI. Saya ingin menjadi Guru yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

Post a Comment

0 Comments